oyolali, 26 Maret 2018.
Tim pemasangan kamera trap didalam kawasan Taman Nasional Gunung
Merbabu (TNGMb) sudah bersiap diri untuk melakukan penyisiran Kawasan
mencari jejak satwa serta tanda-tanda keberadaan satwa sasaran yang ada
didalam Kawasan TNGMb.
Bersama dengan pak Arif Budiman dari
laboratorium satwa Liar Fakultas Kehutanan UGM, mitra serta relawan dari
TNGMb dan Pak Jupri sebagai penunjuk jalan, tim sebanyak 5 orang
melakukan perjalanan dengan menyisir Kawasan yang jarang diakses oleh
masyarakat dengan titik start dari kantor Resort Selo. Sebelumnya, pak
Arif tak lupa memberikan breafing kepada tim, serta melakukan setting camera sebelum dipasang dikawasan.
“Satwa liar memiliki karakter
beraktifitas di jalur yang jarang digunakan untuk aktifitas manusia,
untuk menghindari ancaman. Satwa juga akan mencari jalan yang berada di
perengaan, mendekati kearah jurang untuk menghidari ancaman” jelas
Arif. “Daerah yang berpotensi besar menjadi daerah jelajah satwa liar
berupa cerukan yang terdapat genangan air sebagai persediaan air minum
bagi satwa” tambah Arif.
Sebelum camera dipasang, dilakukan setting ulang kamera, dengan mengatur tanggal, maupun kualitas gambar yang akan dihasilkan. Kamera dan memory card juga diberikan label, sehingga data yang dihasilkan bisa lebih valid dan meminimalisir data yang dihasilkan error
dan tertukar. Saat pemasangan kamera di lapangan, untuk mengurangi
kelembapan camera dan mengurangi resiko batere cepat rusak, didalam
ruang batere diberikan silicajell (jika tidak ada bisa menggunakan pembalut/kapas/tisu) untuk menyerap kelembapan. Setelah camera
terapasang sempurna, bagian yang berlubang dan perpotensi dimasuki
semut/serangga, ditutup menggunakan isolasi. Data perlu di download
antara 7 – 14 hari sekali, sekaligus memeriksa kondisi kamera dan
ketersediaan daya baterenya.
Selama perjalanan, Tim menjumpai
beberapa tanda tanda keberadaan satwa liar, dengan ditemukannya jejak
satwa, kotoran satwa maupun tanaman yang habis dimakan oleh satwa.
Sedikitnya dalam perjalanan dua hari (22-23 Maret 2018) dengan menyisir
jalur jin dan demit di gunung merbabu, kami menemukan 4 jenis jejak
satwa. Sebanyak 3 Kamera Trap sudah berhasil terpasang di lokasi yang
diduga menjadi tempat lalulintas maupun tempat beraktifitas satwa liar,
yang berupa persimpangan (pertigaan maupun perempatan tempat bertemunya
satwa) serta di jalur aliran air sungai.
Dengan pemasangan Camera Trap ini bisa memberikan data riil dan up to date berkenaan dengan keberadaan satwa liar dalam Kawasan Taman nasional Gunung Merbabu. (mdj)
BTNGMb
No Responses