Mendaki Seru di Merbabu
“Wow…Kerennnnn…. Kata itu yang pertama kali akan terucap ketika datang pertama kali di Gunung Merbabu. Suasana dingin yang menyelimuti, panorama lanskap pegunungan yang indah dan suguhan kebun sayur yang tertata rapi menjadi pemandangan sehari hari ketika berkunjung di Gunung Merbabu. Kita akan dimanjakan dengan suasana pegunungan yang khas dan sulit untuk dilupakan. Pemandangan yang tidak pernah kita jumpai ketika kita tinggal di perkotaan. Pemandangan Gunung Ibu, arti dari Merbabu, yang selalu mempesona hati para wisatawan. Salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa yang menjadi menjadi favorit bagi semua orang. Nah, menarik bukan”
Conservationmates pasti akan merasakan hal itu jika datang ke Gunung Merbabu. Adakah dari Conservationmates yang sudah pernah mendaki Gunung Merbabu? Apa sih sebenarnya daya tariknya Gunung Merbabu ?
Gunung Merbabu merupakan jantungnya Pulau Jawa, karena letaknya di tengah Pulau Jawa. Menurut etimologi, “merbabu” berasal dari kata “meru” (gunung) dan “abu” (abu). Gunung Merbabu disebut juga Damalung, Umalung sesuai dengan yang disebutkan pada Prasasti Damalung, yaitu sebuah prasasti yang ditemukan di Dusun Ngaduman, Getasan, Kab. Semarang yang saat ini disimpan di Leiden, Belanda sejak Tahun 1872. Konon Gunung Merbabu merupakan “universitas-nya” bagi para biksu/resi/pujangga disekitar abad 15 s/18. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa temuan berupa tulisan di atas daun lontar yang saat ini tersimpan di perpusnas lebih dari 300 lembar. Selain itu juga masih ada yang tersimpan rapi di Dusun Kedakan, salah satu dusun yang merupakan pintu masuk ke jalur pendakian menuju Puncak Merbabu.
Taman Nasional Gunung Merbabu sebagai tadah, omah, dan berkah. Tadah karena Merbabu merupakan “sumber mata air” bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Omah sebagai “habitat flora fauna yang dilindungi”. Berkah karena memberikan potensi wisata alam serta budaya yang menarik untuk masyarakat sekitar kawasan.
Gunung Merbabu mempunyai 5 jalur pendakian, yaitu Jalur Pendakian Selo, Jalur Pendakian Thekelan, Jalur Pendakian Wekas, Jalur Pendakian Suwanting, dan Jalur Pendakian Cuntel. Masing-masing jalur pendakian memiliki keunikan dan daya tarik sendiri, namun pada kesempatan ini kita akan mengupas tuntas keunikan dan daya tarik di jalur pendakian Selo.
Kenapa jalur selo ini sangat menarik?.
Pertama, jalur selo relatif lebih landai dibandingkan jalur pendakian lainnya. Kita bisa langsung kembali turun setelah mencapai puncak. Hanya membutuhkan waktu sekitar 4 – 5 jam perjalanan dari titik awal pendakian menuju sabana satu. Jalur pendakian ini sangat cocok untuk pendaki yang ingin santai, menikmati perjalanan dan keindahan alam di sepanjang jalur menuju puncak.
Kedua, dari jalur pendakian selo kita bisa melihat keindahan Gunung Merapi, gunung paling aktif di Indonesia dan bahkan di dunia. Keindahan ini yang tidak didapatkan di jalur pendakian lain di Indonesia. Jika beruntung, kita bisa menikmati fenomena alam menarik berupa erupsi Gunung Merapi. Ketiga, pada ketinggian sekitar 2000 mdpl, kita bisa menikmati keindahan Padang Sabana yang sangat luas, seperti padang sabana afrika. Bedanya, ini ada di ketinggian dengan suhu dingin menusuk tulang. Padang sabana ini adalah ciri khas dari Gunung Merbabu yang jarang dimiliki gunung lain.
Jadi cukup istimewa jika kita bisa menikmati anugerah tuhan yang luar biasa ini. Tapi hati hati, Padang Sabana ini rawan terhadap kebakaran. Jadi selama di sabana, kita dilarang keras untuk membuat api atau menyalakan rokok. Keempat, pada jalur ini kita bisa menikmati dan melihat dengan jelas kecantikan bunga abadi (edelweis). Bunga yang hanya bisa hidup pada ketinggian 2.500 mdpl. Bunga khas pegunungan yang selalu menarik hati para pendaki untuk terus kembali.
Ingat lho ya, kita hanya boleh melihat dan memotret, tidak boleh memetik atau mambawa pulang bunga tersebut. Kalau beruntung, kita bisa menjumpai kawanan primata endemik merbabu yaitu Rekrekan (Presbytis fredericae) dan Lutung (Thracypitecus auratus). Terakhir, pada jalur pendakian ini kita bisa menikmati keindahan sunrise. Gold moment yang selalu dinantikan oleh semua pendaki. Nah, itu teman-teman Conservationmate keistimewaan dan daya tarik ketika mendaki melalui jalur pendakian selo, Gunung Merbabu.
Daya tarik di jalur pendakian Selo ternyata mengundang ribuan para pendaki dari dalam ataupun luar negeri datang ke Merbabu. Pernah suatu kejadian di Tahun 2019, terjadi kemacetan luar biasa. Lebih dari 3000 pendaki datang dalam satu waktu sehingga terjadi penumpukan dan kemacetan. Akibatnya banyak pendaki yang berdesak-desakan, bahkan sampai terinjak-injak.
Proses evakuasipun sangat sulit karena jalan macet. Jalur pendakian menjadi rusak, menyebabkan erosi, bahkan jalur pendakian tergerus sampai dengan kedalaman hampir 1 meter. Lebih parah lagi, jumlah pendaki yang melimpah juga menyebabkan rusaknya Ekosistem Sabana, dan mengganggu habitat satwa asli Merbabu.
Berkaca dari kejadian tersebut, Balai TN Gunung Merbabu pada Tahun 2018 mengembangkan SIDARING, yaitu Sistem Pendataan, monitoring dan Emergency Report). Sistem ini merupakan satu satunya sistem manajemen pendakian pertama yang mensinergikan berbagai komponen baik software ataupun hardware. Software berupa aplikasi booking online dan e payment, yang memudahkan pendaki untuk bisa merencanakan pendakian dengan tepat dan mudah.
Para calon pendaki dapat melakukan booking online yang terdapat pada alamat www.tngunungmerbabu.org. Sistem ini juga mampu mengontrol kuota dan kapasitas pendaki sehingga tidak melampui data tampung kawasan. Untuk emergency dan keamanan pendaki, pada Sidaring dikembangkan Gelang RFID, Panic button dan Menara CCTV yang dipasang di Sabana satu. Gelang RFID dipasang chip yang mampu merekam manifest pendaki dan akan mendeteksi lokasi pendaki saat melewati menara Monitoring dan Emergency Report. CCTV yang berlokasi di Sabana 1 berfungsi sebagai sarana pengawasan keselamatan dan pengamanan.
Jika terjadi keadaan darurat, pendaki dapat langsung menuju tower untuk menghubungi petugas melalui aplikasi yang sudah diunduh pada smartphonenya. Menara ini juga dapat memonitor keadaan cuaca areal camp dan sekitar kawasan puncak secara realtime dengan menggunakan koneksi nirkabel yang terhubung langsung dengan kantor Balai TN Gunung Merbabu dan kantor Resort Selo. Jadi para pendaki akan lebih aman dan nyaman dalam mendaki di Gunung Merbabu. Dengan adanya SIDARING ini pengelolaan pendakian di TN Gunung Merbabu diharapkan dapat menuju “zero accident”.
Sebelum mendaki, Semua pendaki wajib mengikut briefing yang diberikan oleh petugas. Pengecekan barang bawaan serta kelengkapan peralatan pendakian untuk menilai kesiapan pendaki. Cek barang bawaan juga akan dicocokkan dengan sampah yang dibawa ketika turun. Hal ini sebagai upaya pengelolaan pendakian menuju “zero waste”.
Nah, semakin menarik kan mendaki di Merbabu. Selain bisa menikmati keindahan alamnya, Conservationmate akan juga disuguhkan kehandalan teknologi pengelolaan pendakian yang menambah seru pendakian di Merbabu.
Bagaimana Conservationmate? Penasaran gak serunya mendaki di Gunung Merbabu?
No Responses