Sepanjang perjalanan dari pintu masuk pendakian Selo akan dijumpai berbagai macam flora maupun fauna/satwa. Jenis tumbuhan yang isa ditemui sepanjang pendakian adalah jenis Bintami, Cemara Gunung, Puspa, Pinus, Pakis, Akasia decurens, Kesowo, Pampung, Cantigi, Eidelweiss dan lain sebagainya. Satwa yang bisa dijumpai di jalur pendakian Selo diantaranya adalah Rek-rekan (sebagai satwa prioritas di Taman Nasional Gunung Merbabu), Lutung budeng/Lutung hitam, monyet ekor panjang, ayam hutan, elang maupun beberapa jenis burung.
Dilihat dari data pengunjung di jalur pendakian Selo, rata-rata adalah wisatawan nusantara yang berasal dari kota-kota besar di Pulau Jawa, dengan menggunakan sepeda motor, mobil, atau menyewa kendaraan. Untuk menuju ke Selo dari Boyolali menggunakan bus kecil jurusan Selo. Bus yang langsung ke Selo agak jarang biasanya hanya sampai Pasar Cepogo, dan dari pasar Cepogo ganti lagi bus kecil yang menuju Selo.
Dari kota Boyolali bus kecil yang menuju Selo ini tidak parkir di terminal Boyolali. Pendaki harus sedikit berjalan kaki ke Pasar Sapi di mana bus kecil jurusan Cepogo/Selo berhenti mencari penumpang. Di Pasar ini terdapat patung Sapi yang melambangkan industri peternakan sapi yang menjadi andalan pendapatan masyarakat Boyolali.
Pendaki bisa menyewa mobil bak sayuran untuk menuju ke basecamp, atau bisa juga naik ojek. Untuk pemanasan pendakian, berjalan kaki bisa menjadi pilihan yang lebih murah. Kondisi Jalan Solo – Boyolali – Selo cukup bagus, jalan arah Selo – Basecamp Genting, jalanan sudah cor beton, menanjak dan bila hujan agak rawan. Kondisi jalan Jogja – Magelang – Selo, sedikit ada perbaikan jalan di sekitar Selo sampai batas kabupaten Magelang, sehingga menimbulkan kemacetan di beberapa ruas jalan (buka tutup jalan).
Seperti pada jalur pendakian umumnya, masalah yang dijumpai di jalur pendakian Selo adalah masalah sampah, baik di kawasan maupun sampah yang sudah dibawa turun oleh para pendaki. Kesadaran para pengunjung di jalur pendakian selo untuk tidak meninggalkan sampah di gunung masih rendah, sehingga banyak sampah yang ditinggalkan di kawasan. Sepanjang jalur pendakian Selo juga tidak akan dijumpai sumber mata air, sehingga para pengunjung harus memperhitungkan benar kebutuhan air yang harus disiapkan selama kegiatan dilaksanakan.
Fasilitas dan pelayanan yang ada di jalur pendakian Selo diantaranya adalah Pos pemungutan retribusi PNBP dan basecamp yang dikelola oleh warga. Di situ juga digunakan sebagai tempat penjualan berbagai macam souvenir (gantungan kunci, kaos, stiker, slayer,dll), sewa alat-alat pendakian / sewa alat outdoor. Di basecamp juga menyediakan berbagai jenis makanan (soto, mie goreng / mie rebus, nasi rames), aneka minuman (kopi, teh, susu dan lain-lain). Untuk menuju ke Selo bisa ditempuh dari Magelang atau dari Boyolali, namun lebih mudah memperoleh kendaraan umum dari Boyolali.
Untuk menuju ke Boyolali dari Semarang naik bus ke Solo atau sebaliknya dari Solo naik bus jurusan Semarang turun di Boyolali. Apabila dari Yogyakarta harus naik bus jurusan Solo turun di Kartasura, kemudian ganti bus jurusan Solo – Semarang turun di Boyolali. Pemandangan (view) pegunungan di selatan dan timur antara lain Gunung Merapi dan Gunung Lawu. Pemandangan dari Pos 3 Batu tulis sungguh memesona, dapat terlihat Gunung Merapi dari kejauhan dan hamparan sabana yang luas begitu juga hamparan edelweiss.
Pemandangan in bisa dinikmati mulai Pos 3 Batu Tulis sampai dengan Pos 4 Sabana I menuju Pos 5 Sabana II. Tepat di Pos 5 Sabana II ini, terdapat hamparan sabana yang cukup luas dan view yang bagus ketika cuaca cerah. Satu jam perjalanan dari Pos 5 Sabana II ini akan bertemu dengan Puncak Triangulasi dan Puncak Kenteng Songo. Di Puncak Kenteng Songo ini terdapat ”Lumpang” sebanyak 6 (enam) buah. Pada puncak inilah kita dapat menikmati peristiwa sunset dan sunrise yang indah.