Pemandangan (view) pegunungan di sebelah utara dan barat diantaranya adalah Gunung Telomoyo, Gunung Andong, Gunung Ungaran, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Di jalur pendakian ini, akan ditemui beberapa sumber mata air, sehingga pendaki bisa mengisi persedian air. View yang didapat diantaranya adalah view Pereng Putih dan Watu Gubug. Jika melalui jalur ini, maka akan bertemu dengan batas tiga kabupaten (Semarang, Magelang, Boyolali), pertemuan antara jalur pendakian Cuntel, Wekas dan Thekelan.
Puncak pertama yang akan dijumpai adalah Puncak Syarif, kemudian menyeberang menuju Puncak Kenteng Songo dan Puncak Triangulasi. Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Kita mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang.
Watu Gubug konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk ghaib. Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos empat kita mendaki Gn. Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang.
Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio. Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Kita dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan disini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo (Gunung Kenteng Songo) yang memanjang. Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk melakukan pendakian.
Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kita setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.
Sepanjang perjalanan dari pintu masuk pendakian Thekelan akan dijumpai berbagai macam flora maupun fauna/satwa. Jenis tumbuhan yang bisa ditemui sepanjang pendakian adalah jenis Bintami, Pinus, Tengsek, Cemara Gunung, Pinus, Pakis, Kemlandingan Gunung, Akasia dan lain-lain. Satwa yang bisa dijumpai di jalur pendakian Cuntel diantaranya adalah monyet ekor panjang, ayam hutan, elang maupun beberapa jenis burung lainnya.
Dilihat dari data pengunjung di jalur pendakian Thekelan, rata-rata adalah wisatawan nusantara yang berasal dari Jawa Tengah, DKI Jakarta, DIY dan Jawa Barat. Fasilitas dan pelayanan yang ada di jalur pendakian Thekelan berupa shelter di Pos Bayangan I. Basecamp juga sebagai tempat usaha penjualan souvenir. Di basecamp juga dijual berbagai jenis bahan makan seperti mie goreng, mie rebus, roti kering dan lain-lain.
Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogya, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari Yogya naik bus ke Magelang dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng.
- Bus Jur. Solo – Semarang, turun di Pasar Sapi (Salatiga) – Bus Kecil Jurusan Magelang – Kopeng turun di Kopeng
- Bus Jur. Yogya-Semarang turun di Magelang.
- Bus Kecil Jurusan Magelang – Salatiga turun di Kopeng.
Seperti pada jalur pendakian umumnya, masalah yang dijumpai di jalur pendakian Cuntel adalah masalah sampah, baik di kawasan maupun sampah yang sudah dibawa turun oleh para pendaki. Kesadaran para pengunjung di jalur pendakian selo untuk tidak meninggalkan sampah di gunung masih rendah, sehingga banyak sampah yang ditinggalkan di kawasan.