POTENSI FLORA

Posted by:

Potensi Flora
Keanekaragaman flora kawasan TNGMb bervariasi dipengaruhi elevasi dan terbagi dalam beberapa ekosistem yaitu ekosistem zona tropik (0-1.000 mdpl), zona subpegunungan (1000-1500 mdpl); zona pegunungan (1500-2400 m dpl); dan zona subalpin (>2400 m dpl). Ekosistem zona tropik dan zona subpegunungan mempunyai jenis vegetasi yang tidak terlalu signifikan berbeda. Jenis Acacia decurens merupakan jenis vegetasi yang dijumpai hampir pada seluruh tipe ekosistem karena merupakan jenis tumbuhan pionir yang mempunyai tingkat adaptasi relatif tinggi.

TNGMb memiliki 135 jenis flora yang terdiri dari 35 jenis pohon, 100 jenis tumbuhan bawah, 60 jenis tanaman obat, 57 jenis tanaman hias (Sumber : Statistik TNGMb, 2019). Dari beberapa jenis tersebut dipilih beberapa jenis yang menjadi spesies prioritas yang terdiri dari jenis saninten (Castanopsis argantea), edelweiss (Anaphalis javanica), kemlandingan gunung (Paraserianthes lophantha) dan kesowo (Engelhardia serrata). Pemilihan spesies tumbuhan prioritas TNGMb tersebut didasarkan pada status konservasi serta peraturan perundangan. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008-2018, menetapkan saninten (Castanopsis argantea) sebagai tumbuhan prioritas. Dalam peraturan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup No:P. 106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 dicantumkan bahwa saninten merupakan salah satu jenis yang dilindungi.

Seleksi selanjutnya dilakukan berdasarkan kriteria IUCN yang menyebutkan edelweiss (Anaphalis javanica) termasuk dalam kategori “Critically Endangered” dan Peraturan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Nomor : P. 106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 sebagai jenis yang dilindungi. Edelweiss merupakan tumbuhan yang bersifat intoleran, dan dapat hidup pada tanah yang miskin kandungan hara (van Steenis, 1978). Menurut Kathy (1992), kemungkinan tanaman ini tersebar di seluruh pegunungan Indonesia selama periode dingin pada zaman es.
Jenis tumbuhan prioritas lainnya adalah kemlandingan gunung (Paraserianthes lophantha) dan kesowo (Engelhardia serrata) yang mendominasi ekosistem hutan pegunungan atas di ketinggian 1.500 – 2.400 mdpl yang merupakan habitat dan pakan bagi satwa seperti Rek-rekan (Presbytis comata fredericae) dan Lutung budeng (Trachypithecus auratus).

Persebaran jenis-jenis tumbuhan prioritas tersebut di atas berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sebaran jenis prioritas diperolah dari hasil analisis spasial kegiatan pemetaan potensi flora dan rekapitulasi tallysheet SIMERU tahun 2017 s/d 2020, sebagai berikut :
a. Kesowo
Jenis kesowo (Engelhardia serrata) berada di ekosistem sub alpin pada ketinggian 1.500 mdpl – 2.400 mdpl. Kesowo lebih mendominasi area dengan kemiringan curam (56%) dan tersebar merata pada area dengan nilai rentang Normalized Difference Moisture Index (NDMI) 0,19585 – 0,52444 seluas 561,54 hektar (80%). Jenis ini tersebar merata pada area dengan suhu permukaan 12°C – 22°C. Sebaran Kesowo seluas 673,78 hektar (96,3%) dijumpai pada tutupan hutan kerapatan tinggi tersebar merata di wilayah Tenggara dan Selatan.

Peta Distribusi Spasial Kesowo

b. Saninten
Sebaran saninten (Castanopsis argentea) di sisi Timur Laut pada ketinggian <1.000 mdpl berbatasan dengan lahan masyarakat. Tempat tumbuh saninten lebih banyak pada kemiringan sangat curam (>45%). Sebaran jenis saninten berada pada nilai rentang -0,13272 s/d 0,19586 dengan luasan area mencapai >60%. Persebaran jenis saninten merata pada area dengan suhu permukaan 18°C – 24°C dan hanya 0,3% ditemukan di area dengan suhu permukaan <18°C. Dari keseluruhan luas persebaran saninten paling banyak terdapat pada hutan kerapatan tinggi yaitu seluas 212,39 hektar atau 48,2%.

Peta Distribusi Spasial Saninten

c. Kemlandingan gunung
Kemlandingan gunung (Paraserianthes lophantha) termasuk jenis intoleran dari family Fabaceae. Jenis tumbuhan ini mampu menyebar dengan pesat pada tipe zona subalpin akan tetapi umurnya pendek, mudah terbakar. Berdasarkan hasil kegiatan observasi lapangan, jenis ini ditemukan pada ketinggian >2.000 mdpl dan lebih banyak pada area kemiringan sangat curam (>45%). Kemlandingan gunung (Paraserianthes lophantha) berada pada nilai rentang NDMI -0,13272 s/d 0,19586 dengan luasan area distribusi mencapai >60% dan tumbuh dengan baik pada area seluas 1.261,59 hektar (60,13%) direntang suhu permukaan 12°C – 18°C. Jenis ini dijumpai pada semua tipe tutupan vegetasi dan paling banyak terdapat pada hutan kerapatan tinggi yaitu seluas 810,43 hektar (38,6%).

Peta Distribusi Spasial Kemlandingan gunung.

d. Edelweis
Edelweis (Anaphalis sp) mendominasi pada ketinggian >2.400 mdpl. Jenis ini lebih banyak (>50%) pada area kemiringan sangat curam pada nilai rentang 0,13272 s/d 0,19586 dengan luasan area distribusi mencapai >60%. Hampir keseluruhan tegakan edelweis (Anaphalis sp) (97%) berada pada area dengan nilai rentang NDMI 0,13272 s/d 0,19586 dan tersebar merata pada area dengan suhu permukaan 12°C – 24°C serta sekitar 10% ditemukan pada area dengan suhu permukaan 18°C – 24°C. Edelweis (Anaphalis sp) termasuk jenis intolerant tersebar merata pada tutupan semak belukar (37%), sabana (36%) dan tanah terbuka (21%).

Peta Peta Distribusi Spasial Edelweis