Road To Hari Konservasi Alam Nasional 2024 : Festival Kesenian Tradisional, Simpang PB VI Selo, Boyolali

Penyerahan Hadiah Para Juara oleh Dirjen KSDAE

Boyolali – Cuaca panas tidak menyurutkan semangat para peserta untuk menampilkan yang terbaik. Penonton selalu bertepuk tangan dan juga tetap bertahan di tempat duduk nya menikmati setiap tampilan dari para peserta. Ketika waktu semakin siang pun tidak mengurangi suasana keramaian dan kemeriahan. Bertempat di Lapangan Simpang PB VI, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyelenggarakan Festival Kesenian Tradisional Tahun 2024 pada tanggal 10 Agustus 2024. Festival Kesenian Tradisional ini juga merupakan rangkaian kegiatan Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) Tahun 2024 setelah minggu lalu diselenggarakan Merapi Merbabu de Trail pada 4 Agustus 2024.

Tujuan dari kegiatan festival ini adalah kampanye konservasi alam kepada masyarakat khususnya generasi muda melalui seni budaya, mendorong rasa memiliki terhadap adat budaya tradisional, dan mendukung pengembangan pariwisata nasional melalui eduekowisata budaya tradisional. Hal ini sejalan dengan peringatan HKAN tahun ini yang mengambil tema “Aktualisasi Konservasi Alam pada Generasi Muda Indonesia” dengan tagline “Youth for Sustainable Nature”.

Peserta dan Dewan Juri

Festival ini diikuti oleh kelompok masyarakat pelaku kesenian tradisional berjumlah 10 kelompok masyarakat pegiat seni yang berasal dari Kabupaten Boyolali. Hadir sebagai juri kompeten dalam festival ini adalah Dr. Katarinaindah Sulastuti (Dosen ISI Surakarta); Naniek Irawati, S.Sn. (Praktisi Seni-budaya) dan Indras Sri Harjanti, S.Pd. (Praktisi Seni-budaya).

Konservasi dan Generasi Muda

Acara di buka oleh Direktur Jenderal KSDAE, Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut, M.Agr.Sc. menyampaikan bahwa Hari Konservasi ini diperingati sebagai upaya memasyarakatkan konservasi alam sebagai sikap hidup. “Hari istimewa ini diperingati sebagai upaya memasyarakatkan konservasi alam secara nasional sebagai sikap hidup dan budaya bangsa serta untuk mempromosikan pemanfaatan lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya”, Tegas Prof. Satyawan dalam sambutan pembukaannya.
Lebih lanjut Prof. Satyawan menjelaskan bahwa generasi muda yang berada di sekitar kawasan-kawasan konservasi diharapkan menjadi mitra dan ujung tombak mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian LHK, khususnya sebagai agen perubahan yang akan menjadi faktor penting dalam mendorong kemajuan bangsa.

Demikian juga dengan Sapto Aji Prabowo, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi sekaligus Penanggung Jawab Pelaksanaan HKAN Tahun 2024 menyampaikan kalau budaya dan kesenian harus memberikan semangat kepada generasi muda. “Budaya dan kesenian tradisional memberikan semangat kepada generasi muda untuk lebih berkomitmen dalam menjaga dan melindungi sumber daya alam”, kata Sapto Aji sambil berpesan bahwa kesenian tradisional harus kita jaga dan kelestarian alam juga harus dilindungi untuk keberlanjutan bersama”

Dalam kesempatan yang sama, Anggit Haryoso, Kepala Balai Taman Nasional Merbabu menyampaikan bahwa festival kesenian tradisional dalam rangka Road to HKAN 2024 ini diharapkan menjadi momentum dan media yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan generasi muda dalam upaya Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, sekaligus menjaga keberadaan akar budaya yang menjadi jati diri bangsa Indonesia.

Pelestarian budaya

Mantep Listanto, salah satu pegiat kesenian tradisional mengatakan kehadiran kelompoknya menjadi peserta sebagai wujud berperan serta melestarikan kesenian tradisional dan menjadikan para pegiat seni bisa terus ber kreasi. “Kami hadir menjadi peserta sebagai wujud pelestarian kesenian tradisional dan kami para seniman juga terus bisa berkreasi terutama seniman yang ada di wilayah Selo. Alam mengajari kita untuk kesederhanaan dan kemanusiaan, di Gunung Merbabu lah kita bisa merasakan hal-hal tersebut. Lestari alam ku lestari negriku,” Kata Listanto yang juga ketua dari Kelompok Sekar Bawono Desa Tarubatang. “Selain itu kami juga berterima kasih sehingga kami bisa berpartisipasi dan mendapatkan juara. Ini sebagai wadah kami dan wujud apresiasi dari pemerintah terutama dari Balai Taman Nasional Gunung Merbabu dan Pemerintah Kab Boyolali.” tambahnya.

Tampil sebagai juara pertama dalam Festival Tradisional ini adalah Kelompok Sekar Bawono dari Desa Tarubatang. Sedangkan untuk juara kedua dan ketiga berturut-turut dimenangkan oleh Kelompok Turonggo Tri Manunggal dari Desa Suroteleng dan Kelompok Maestro Krida Budaya dari Desa Selo. Hadiah diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal KSDAE.

Selain mendapatkan piala penghargaan, pemenang juga mendapatkan uang pembinaan. Juara pertama mendapatkan hadiah uang pembinaan senilai 10 juta rupiah, sedangkan juara kedua dan ketiga mendapatkan 7,5 dan 5 juta rupiah. Selanjutnya pemenang pertama akan berkesempatan tampil di acara puncak perayaan HKAN Tahun 2024 yang akan berlangsung pada 27 s.d 29 Agustus 2024 bertempat di Alun-alun Kota Boyolali. Acara yang akan dibuka langsung oleh MenteriLHK tersebut akan dimeriahkan oleh pameran, pentas seni-budaya, konser musik dan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.

sumber : Humas TNGMerbabu

No Responses

Leave a Reply